Selamat Datang di Blog antarmobil.co.id - Support id ASTRAMOBIL Cilegon Banten
Memiliki MOBIL adalah salah satu Impian Terbesar Semua Orang, Namun tidak Semua Orang mampu mewujudkannya karena selama ini anda hanya mengetahui 2 cara untuk mendapatkan sebuah mobil baru. Yang pertama yaitu membeli secara tunai dimana anda harus menyiapkan uang diatas 100 juta rupiah. Cara yang kedua adalah secara kredit. Untuk mendapatkan mobil secara kredit, anda harus menyiapkan DP minimal 20 juta rupiah, dan juga penghasilan bulanan anda harus mencukupi untuk membayar cicilan tiap bulannya. Bagi sebagian orang yang sangat menginginkan sebuah mobil dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengumpulkan DP minimal, selain itu mereka harus memikirkan bagaimana tiap bulannya membayar cicilan agar mobilnya tidak ditarik oleh leasing. Hal-hal inilah yang menjadi kendala sebagian besar masyarakat untuk mendapatkan sebuah mobil yang diidam-idamkan. Tapi anda tidak usah khawatir, PT Antar Mobil memahami kendala-kendala ini dengan membuat sebuah sistem yang sangat memudahkan anda mendapatkan mobil dalam waktu singkat. Saat ini anda bisa mendapatkan mobil anda hanya dengan mengeluarkan uang sebesar 5 juta rupiah. Dengan 5 juta tersebut anda akan mendapatkan solusi untuk mengumpulkan DP mobil dalam waktu singkat. Dengan 5 juta tersebut anda akan mendapatkan solusi cicilan sehingga anda tidak usah pusing memikirkan cicilan mobil setiap bulannya, dengan 5 juta tersebut anda akan dapat melunasi mobil lebih cepat, dan dengan hanya dengan 5 juta anda akan mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah, bahkan sampai 1 Triliyun.
Sudah banyak orang yang mendapatkan mobil sebagai bukti kedahsyatan program ini. Selanjutnya giliran anda untuk mendapatkan mobil impian anda. Mungkin hanya dalam waktu 1 minggu, 2 minggu, atau 1 bulan anda sudah memiliki dan merasakan nikmatnya menaiki kendaraan roda 4.
Bagaimana Cara anda Mendapatkan Mobil !!!
Mengisi Aplikasi Registrasi Di Website ini & Aplikasi Pemesanan Mobil.
Membayar Uang Pendaftaran sebesar Rp. 5.000.000,-
Hanya mengajak 6 Teman yg juga berkeinginan memiliki Mobil utk Bergabung
Keuntungan serta Bonus yg akan anda Dapatkan !!!
Mendapat Voucher Booking Fee Sebesar Rp. 4.000.000,-
Mendapatkan Mobil dengan cara yg Cepat, Mudah & Murah
Berhak atas semua Bonus yg diberikan perusahaan sebagai berikut :
Bonus Refferensi Rp. 2.500.000,- / Org (Unlimited)
Rincian pembayaran Rp. 2.000.000,- berupa Voucher & Rp. 500.000,- berupa Uang Tunai (s/d orang ke-6 yg anda Refferensikan). utk Orang ke-7 dst anda mendapatkan Rp. 2.500.000,- & Bonus ini dibayarkan setiap hari.
Bonus Pasangan Rp. 300.000,- / Pasang (Max. 10 Pasang/hari)
Semua orang yang mendaftar, tersusun dengan system jaringan binary, bila terjadi pasangan kiri & kanan, maka anda akan mendapatkan bonus sebesar Rp. 300.000,- (tanpa batas kedalaman) & tanpa melihat Level, Maximal perhari bonus ini dibatasi 10 Pasang (Flush Out) dengan potensi Rp. 3.000.000,-/hari. Ilustrasi Bonus Pasangan :
Contoh :
Pada Gambar disamping, misalkan jaringan kiri Anda berjumlah 5 dan jaringan kanan Anda berjumlah 3, maka yang akan dihitung bonus pasangan adalah 3 pasang. 3 x 300.000,- = 900.000,- Kaki menunggu Anda sebanya 2.
Jika Jumlah jaringan kiri Anda 15 dan jaringan kakan Anda 20 maka terjadi pasangan sebanyak 15 pasang, namun karena batas jumlah pasangan perhari hanya 10 maka yang akan dihitung hanya 10 pasang x 300.000,-=3.000.000,-. Sisanya hangus (Flush Out)
Bonus PLAN B dari Rp. 15.000.000,- s/d Rp. 30.000.000,-
Plan B terjadi apabila anda telah merefferensikan 6 orang untuk bergabung bersama anda. setelah itu anda akan secara Otomatis dimasukkan kedalam Pohon Jaringan perusahaan dengan System Matrix 2 kaki dan akan bergabung dengan member lainnya diseluruh indonesia dengan kualifikasi yang sama. Setiap dibawah anda terjadi 3 Kiri & 3 Kanan, maka anda akan Fly & akan terjadi 3 kali Fly
  1. Fly Ke-1 Rp. 15.000.000,-
  2. Fly Ke-2 Rp. 25.000.000,-
  3. Fly Ke-3 Rp. 30.000.000,-
Total Bonus yg akan anda terima di PLAN B adalah Rp. 70.000.000,- Ilustrasi Bonus PLAN B :
Fly Board Pertama Rp. 15.000.000,-
Plan B akan secara otomatis Anda peroleh ketika syarat utama terpenuhi yaitu Jika Anda telah berhasil mensponsori/mereferensikan sebanyak 6 orang (Jika yang Anda pilih mobil xenia) atau 8 Orang (Jika yang Anda pilih mobil terios) maka secara otomatis Anda akan menempati posisi Board I. Jika Jumlah kiri dan kanan di Board I sudah mencapai 3 Kiri dan 3 Kanan maka Anda berhak mendapatkan bonus senilai Rp. 15.000.000,- dan Jika di Plan A jaringan Anda sudah mencapai minimal 5 kiri dan 5 kanan maka Anda berhak untuk menempati Board ke II.
Fly Board ke-2 Rp. 25.000.000,-
Jika dalam Board II Anda telah memiliki 3 Kiri dan 3 Kanan maka Anda berhak mendapatkan bonus senilai Rp. 25.000.000, dan jika di Plan A jaringan Anda sudah mencapai 7 Kiri dan 7 Kanan maka Anda berhak melanjutkan ke Board III.
Fly Board ke-3 Rp. 30.000.000,-
Jika dalam Board III Anda telah memiliki 3 Kiri dan 3 Kanan maka Anda berhak mendapatkan bonus senilai Rp. 30.000.000..
--------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah Anda mendapatkan Bonus Board ke III, maka secara otomatis Anda akan di input Ulang secara otomatis (ReEntry) menjadi titik baru yang siap menjadi sumber penghasilan Anda berikutnya dan juga 1 buah Netbook yang bisa menjadi sarana kesuksesan Anda selanjutnya.
* Proses ReEntry akan memotong Bonus Board III Anda sebesar 5.000.000,-.
Catatan :
  • Bonus dibayar harian, hari ini posting besok langsung bayar, kecuali hari sabtu dan minggu akan dibayar hari senin.
  • Bonus Harian secara Automatis akan terdebit untuk PPN 10%.
Catatan Penting Untuk Anda !!!
Cukup mensponsori 6 Orang saja, maka anda akan membawa pulang 1 Unit Mobil daihatsu XENIA dan uang Tunai Sebesar Rp. 3.900.000,- (bonus refferensi & bonus pasangan) serta berpeluang mendapatkan MEGA BONUS PLAN B TOTAL Rp. 70.000.000,-
Cukup Mensponsori 8 Orang untuk mendapatkan Daihatsu Terios.
Anda berkewajiban membayar Angsuran setiap bulannya sesuai denga List harga Type mobil yang diambil dan bebas memilih waktu Jangka waktu Kredit.
Voucher Bonus Refferensi bisa Diuangkan bila tidak ingin mengambil Mobil (Kena Potongan 20%)
Tunggu apa lagi, BURUAN GABUNG BERSAMA KAMI :

Rabu, 22 Juni 2011

Berikan Waktu 1 Jam saja

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .

Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada di kantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh..

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini." Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.

Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika. Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.

Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula.

Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita". Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti... Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju ke pabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya. Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota ...

Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota . Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya,dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat. Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah pernikahan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam.

Sesuatu di telinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni.

Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto.

Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang . Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya..

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?"

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil..

Ia membentuk yayasan -yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah.. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya". Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.

Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu.

Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.

Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi."

Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikut nya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan.. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang". Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja".

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya , dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan ". Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.

Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan k anto ng-k anto ng plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. "Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun.

Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. "Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu ."

Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kaki nya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkan nya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

"Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya,beri kami sehari...... Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia....Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya".

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu ke dadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

"Mama.. ..", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam - antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak - kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas.

Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

"Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama...."

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja....."

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia..

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More